Habapublik.com, Banda Aceh : Operasi Pasar Gas Elpiji 3 Kg yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar melalui Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (Diskopukmdag) Kabupaten Aceh Besar bekerjasama dengan Pertamina Regional Wilayah 1 Aceh dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) di halaman Kantor Camat Lhoknga, Senin (21/8/2023) mendapat perhatian dari masyarakat Lhoknga.
“Alhamdulillah, kami akhirnya mendapatkan harga gas sesuai dengan hak kami rakyat. Terimakasih Pak Pj Bupati Aceh Besar yang telah menfasilitasi Operasi Pasar gas 3 Kg ini,” kata Azhar, warga Mon Ikeun,.
Harga gas Elpiji 3 kg yang masyarakat Lhoknga beli pada operasi pasar tersebut berbeda terbalik dengan yang mereka beli biasanya. Jika di operasi pasar gas, masyarakat bisa membeli dengan harga Rp. 18.000 pertabung. Sementaea biasanya mereka membeli dengan harga yang berbeda-beda mulai dari Rp. 35.000 pertabung hingga Rp. 50.000 pertabung.
Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto S.STP, MM melalui Pelaksana Tugas (Plt) Camat Lhoknga Salamuddin ZM SE mengatakan operasi pasar gas elpiji 3 kg yang digelar di Kecamatan Lhoknga hari ini merupakan upaya Pj Bupati Aceh Besar dalam mengendalikan inflasi dan pihaknya akan terus memantau dengan Hiswana Migas jangan sampai harga melambung tinggi sehingga dapat merugikan warga.
“Kita antisipasi kalau ada kebutuhan lebih di lapangan, kita akan terus memantau beberapa hari ke depan, operasi pasar ini juga menghindari adanya penimbunan, kalau belum normal kita kembali akan lakukan operasi pasar,” ujarnya.
Operasi pasar ini bertujuan untuk memberikan akses yang lebih mudah kepada masyarakat dalam mendapatkan gas elpiji 3 kg dengan harga terjangkau sesuai dengan HET. Lebih lanjut Salamuddin mengatakan, dalam operasi pasar ini, setiap rumah diizinkan membeli maksimal satu tabung gas elpiji dengan harga Rp. 18.000 pertabung dengan membawa syarat Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
“Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa pasokan gas elpiji dapat merata dan mencukupi bagi seluruh masyarakat Lhoknga. Adanya batasan pembelian ini diharapkan dapat mencegah terjadinya penimbunan atau pembelian dalam jumlah yang berlebihan,” ungkapnya.
Selain itu salah seorang warga Lamkruk Nuraini (56) mengatakan dirinya sangat terbantu dengan adanya operasi pasar ini dengan harga yang begitu murah, karena menurutnya biasa dirinya membeli dengan harga Rp. 37.000 bahkan pernah membeli Rp. 50.000 pertabung.
“Disino harga gah lhe kilo 37 ribe, bahkan lon na pernah lon bloe 50 ribe saboh tabong, dengon na nyoe Alhamdulillah, that membantu lon dan keluarga, karena linto kadang na peng kadang hana peng (disini harga gas 3 kg 37 ribu bahkan saya pernah membeli 50 ribu pertabungdengan adanya ini Alhamdulillah, sangat membantu saya dan keluarga, karena suami kadang ada uang kadang juga tidak-red),” ujarnya.
Nuraini berharap agar Pemkab Aceh Besar bisa mencari solusi terkait dengan harga yang tidak stabil, karena menurutnya naik turun harga atau permainan agen ini sangat merugikan masyarakat dan dirinya juga berharap jika memungkinkan agar Pemkab bisa menggelar operasi pasar gas elpiji ini seminggu sekali atau sebulan sekali minimalnya.
“Lon berharap kepada pemerintah adak jeut beuna solusi bagi kamoe nyoe, karena harga meuhai nyang dipeublo le agen nyoe that brat bagi kamoe, tapi kamoe harus bloe cit karna kebutuhan (karena harga mahal yang dijual oleh agen ini sangat memberatkan kami, saya berharap kepada pemerintah agar memberikan solusi bagi kami, tapi kami juga harus membelinya karena sudah kebutuhan-red),” harapnya.
Begitu juga dengan Dewi (36) warga Lampaya mengatakan hadirnya operasi pasar gas melon di Lhoknga hari ini sangat membantu dirinya dan warga Lhoknga untuk mendapatkan harga gas melon yang lebih murah, karena menurutnya rata-rata penjual kecil Lhoknga menggunakan tabung 3 kg, jika menggunakan tabung 12 kg cukup berat bagi pedagang kecil disaat pertama melakukan pembelian.
“Terimakasih kepada pemkab yang telah menggelar operasi pasar gas melon di Lhoknga, semoga kegiatan ini terus digelar karena dengan kegiatan ini sangat membantu dirinya dan pedagang lain dalam memperoleh gas melon yang murah, karena jika para pedagang disini kebanyakan menggunakan tabung 3 kg, jika menggunakan tabung 12 kg tentunya sangat berat bagi pedagang disaat melakukan pembelian yang harganya ratusan, jika beli gas 12 kg hanya cukup untuk gas saja, namun tidak cukup modal untuk hal lain,” pungkas Dewi. (*)