Habapublik.com, Lhokseumawe: Sebanyak 796 Anak di Kota Lhokseumawe hingga tahun 2024 ini, masih tercatat dalam program pengentasan angka Stunting. Angka itu sendiri mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 1.022 jumlah balita Stunting.
Kepala Bagian Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lhokseumawe, Zahara M.kes mengatakan, angka stunting di Lhokseumawe ini, umumnya terjadi pada kasus gizi buruk dari keluarga kurang mampu atau kelas ekonomi menengah ke bawah.
“Angka itu merupakan hasil pendataan yang dilakukan petugas Puskesmas, maupun yang ditemukan dalam kegiatan Posyandu di 4 (empat) Kecamatan di Kota Lhokseumawe”, kata Zahara, Kamis (19/4/2024).
Menurutnya, dari pendataan petugas juga terungkap, anak usia dibawah lima tahun (balita) mengalami masalah pola asuh dari orang tua, disamping asupan gizi yang kurang. Diterangkan pula, anak usia dibawah 2 tahun, gampang sekali jatuh sakit. Karenanya perlu perhatian lebih dari para orang tua.
“Orang tua harus paham bahwa makanan tambahan yang wajib diberikan kepada balita usia 6 bulan, termasuk data lengkap Imunasi pada bayi yang masih jauh dari harapan,” Kata Zahara.
Para Ibu Hamil (Bumil) juga tidak boleh lemah, harus menjaga Kesehatan demi sang buah hatinya. Satu lagi, masalah buang air besar seperti tidak punya jamban (WC), termasuk kebiasaan orang tua lelaki yang merokok di dalam rumah, itu sangat berpengaruh bagi Bumil.
Sementara disinggung Komitmen penurunan angka Stunting, Pemko Lhokseumawe melalui Dinkes terus mengerahkan petugas untuk melakukan penyuluhan dan penambahan pemberian makanan tambahan kepada balita dan ibu hamil.(*)