Akses Utama Rusak Parah, Masyarakat Ketol Tanam Pohon Atas Badan Jalan

Masyarakat Ketol Aceh Tengah mulai menanami berbagai jenis pohon di titik paling parah rusak jalan akses utama menuju pusat Kabupaten ruas jalan Ratawali - Blang mancung yang merupakan jalur vital setempat.Foto/Putra.

*Pemerintah Didesak Segera Perbaiki

Habapublik.comTakengon : Kekecewaan dan kegeraman masyarakat Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, semakin memuncak terhadap pemerintah setempat karena kurangnya perhatian terhadap kondisi rusaknya akses utama menuju pusat Kabupaten. Ruas jalan Ratawali – Blang mancung yang merupakan jalur vital Masyarakat Ketol bertahun-tahun rusak parah dan tak kunjung adanya perbaikan yang signifikan.

Sebagai bentuk protes, masyarakat Ketol mulai menanami berbagai jenis pohon di titik paling parah pada jalan tersebut yakni di perbatasan antara Desa Gelumpang Payung dan Blang Mancung.

Tanaman seperti pohon pisang, pinang, pepaya, tebu, bahkan kopi telah ditanam oleh Masyarakat semenjak Sabtu (4/5/224) hingga Senin (6/5/2024) terpantau masih berdiri di badan jalan sebagai bentuk protes terhadap lambannya respons pemerintah terhadap kerusakan jalan tersebut.

Safriza Gunawan, salah satu pemuda Kecamatan Ketol, menekankan bahwa langkah ini adalah bentuk protes yang jelas terhadap kelalaian pemerintah. Pemerintah dinilai abai terhadap kerusakan jalan ini, padahal setiap instansi yang turun ke Ketol pasti melalui jalan ini karena merupakan akses terdekat dari pusat kabupaten.

“PJ Bupati Aceh Tengah, T. Mirzuan, harusnya tidak tutup mata terhadap penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat Ketol akibat rusaknya jalan utama ini. Padahal beliau cukup sering turun ke Ketol, namun terkesan seperti mengabaikan masalah ini,” ujar Safriza dengan nada kekecewaan.

Ia menyoroti urgensi dari jalan Ratawali-Blang mancung, yang merupakan akses utama bagi masyarakat Ketol menuju pusat Kabupaten Aceh Tengah, terutama dalam hal pelayanan kesehatan.

“Jalan ini merupakan jalur utama bagi pasien dari Puskesmas Ketol yang akan dirujuk ke RSUD Datu Beru. Kehidupan dan keselamatan mereka tergantung pada kondisi jalan ini,” ujar Safriza.

Di samping itu, struktur jalannya yang curam dan diperparah oleh kerusakan jalan telah menjadi hambatan besar bagi pengendara, terutama bagi mereka yang kurang berpengalaman, seperti para ibu-ibu. Bahkan beberapa waktu lalu seorang pedagang somay terjungkal akibat gagal menanjak dan mengalami kerugian besar akibat dagangannya hancur.

“Kerusakan jalan yang parah ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga merugikan secara ekonomi bagi masyarakat,” katanya.

Safriza meminta pemerintah untuk memberikan solusi yang konkret dan segera terhadap masalah ini. “Masyarakat Ketol tidak mau lagi ditunda-tunda. Kami butuh akses yang aman dan layak,” tegasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *