Pemerintah Aceh Diminta Alokasikan Anggaran Pelatda Atlet PON XXI

Ketua Umum Pengprov Squash Aceh, H Husaini Jamil, SE, MM, Tr foto bersama dengan para atlet usai pengalungan medali di kejuaraan nasional/Pra PON 2023 di GBK Senayan, Jakarta baru-baru ini.(Foto/Dok Pengprov Squash Aceh).

Habapublik.com, Banda Aceh : Pengurus Provinsi (Pengprov) cabang olahraga (Cabor) yang sedang mempersiapkan atlet menghadapi PON XXI/2024 Aceh – Sumatera Utara, meminta Pemerintah Aceh secepatnya agar mengalokasikan kembali anggaran yang memadai untuk kelanjutan Pelatda sentralisasi maupun disentralisasi pada 2023 ini.

Seperti diketahui KONI Aceh melaksanakan Pelatda sentralisasi pada 2023 terdapat 291 atlet dari 44 cabang olahraga, 87 pelatih, 10 di antaranya pelatih nasional dan satu pelatih asing, dimulai 15 Februari hingga 15 Juli. Pelatda Desentralisasi dimulai 15 Maret berakhir 15 Juli, diikuti 173 atlet, 55 pelatih dari 50 cabang olahraga. Semua 228 atlet dan pelatih.

Pasca penghentian sementara pemusatan latihan daerah (Pelatda) karena ketiadaan anggaran telah mempengaruhi program latihan atlet Aceh di hampir semua cabang olahraga yang dipersiapkan menghadapi PON XXI/2024 Aceh – Sumatera Utara.

Meski Pelatda terhenti, ada beberapa Pengprov Cabor sementara masih bisa menanggulangi biaya untuk tetap melaksanakan pemusatan latihan bagi atletnya, seperti diantaranya Cabor squash atau tenis dinding dan selancar ombak.

Bahkan banyak pengurus provinsi (Pengprov) Cabor mengurangi frekwensi latihan atletnya, dari sebelumnya – semasa Pelatda – 8 hingga 7 jam setiap hari selama sepekan, menjadi 2 – 3 jam alias berlatih alakadarnya dan tidak memberi uang saku, konsumsi dan akomodasi, karena tidak adanya sumber dana, seperti diantaranya Cabor panahan.

Ketua Umum Pengprov Squash Aceh, H Husaini Jamil, SE, MM, Tr mengatakan, semenjak penghentian Pelatda PON XXI tahun anggaran 2023 baik sentralisasi maupun desentralisasi ini membuat Pengprov sangat mengalami kesulitan dalam pembiayaan termasuk Pengprov squash (olahraga tenis dinding) Aceh yang seluruh atlet malaksanakan pemusatan latihan di Sumedang, Jawa Barat.

Karena itu, sebutnya, anggaran berbanding lurus dengan capaian prestasi seperti yang diraih squash Aceh pada kejuaraan nasional/Pra PON 2023 di GBK Senayan, Jakarta baru-baru ini mampu menyabet 1 medali emas pada nomor beregu campuran dan nomor ganda campuran meraih 1 medali perunggu.

“Somoga Pemerintah Aceh secepatnya bisa kembali mengalokasikan anggaran untuk kelanjutan Pelatda sentralisasi maupun disentralisasi pada 2023 ini,” ujar Husaini, Jumat (8/9/2023).

Sampai Berhutang

“Sejak penghentian sementara Pelatda, saya sebagai Ketua Umum Pengprov Squash Aceh terpaksa mencari solusi dan sampai berhutang dalam membiayai pemusatan atlet termasuk mengikuti Kejurnas/Pra PON 2023 sebagai ajang try-out (ujicoba) yang baru kami ikuti di GBK Senayan, Jakarta,” ujar Husaini.

Peringkat Lima Kejurnas

Husaini menyebutkan squash Aceh berhasil berada di peringkat lima besar Kejurnas yang digelar baru-baru ini di Jakarta, setelah meraih satu medali emas beregu dan satu medali perunggu nomor beregu campuran.

“Medali emas beregu dengan pemain Arya, Revaline, Nugraha dan Frederic Wenshle. Medali perunggu ganda campuran dengan pemain Arya dan Revaline.”pungkasnya. (*).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *